Al-Qur'an Online

My wedding memory

Kamis, 31 Maret 2011

Dari Hindu Menuju Cahaya Islam: "Saya Merasa Aman dan Terlindungi"

Dari Hindu Menuju Cahaya Islam: "Saya Merasa Aman dan Terlindungi"

oleh Sholat Tahajud by Qiyamul lail pada 01 April 2011 jam 9:31
Sebut saja namanya Noor. Ia adalah muslimah, berlatar belakang pendidikan Universitas Essex, Inggris, jurusan biologi. Sebelum menjadi muslimah, Noor seorang penganut agama Hindu.

Sebagai anak perempuan yang lahir dari keluarga Hindu, ia dididik untuk meninggikan harga dirinya. Keluarga mengatur dengan siapa ia harus menikah--tak peduli ia suka atau tidak-- punya anak dan mengurus suami. Lebih dari itu, sebagai perempuan, ia menyaksikan banyak aturan Hindu yang menindas perempuan.
Jika seorang perempuan Hindu berstatus janda, maka ia harus selalu mengenakan baju sari warna putih, rambutnya harus dipangkas pendek, makannya pun hanya boleh sayur-sayuran dan ia tidak boleh menikah lagi.

Seorang perempuan Hindu yang akan menikah, harus membayar mahar pada keluarga calon suaminya. Si calon suamin bisa meminta apa saja sebagai mahar, tak peduli jika calon isterinya bakal kesulitan memenuhi permintaan mahar itu.
Jika setelah menikah, isterinya tidak mampu melunasi maharnya, si suami berhak menindas isterinya baik secara emosional maupun secara fisik, yang biasanya berujung pada tindak kekerasan dalam rumah tangga. Sang isteri bahkan bisa kehilangan nyawa dan menjadi korban "dapur kematian", sebuah istilah untuk perempuan-perempuan Hindu yang menjadi korban suami dan ibu mertuanya, dimana seorang suami atau suami dan ibunya membakar seorang isteri saat ia sedang memasak di dapur, tapi kondisinya dibuat seolah-olah itu sebuah kecelakaan tak sengaja.

Peristiwa ini banyak menimpa perempuan Hindu yang tidak mampu melunasi mahar suaminya. Noor menyaksikan sendiri, bagaimana anak perempuan teman ayahnya menjadi korban insiden "dapur kematian."
Sementara kaum lelaki dalam masyarakat Hindu, diperlakukan ibarat "dewa". Dalam sebuah perayaan agama Hindu, gadis-gadis Hindu yang belum menikah diwajibkan berdoa pada Dewa Shira, agar mendapat suami yang seperti dewa itu. Setiap kali memperingati hari raya itu, Noor juga diperintahkan melakukan hal yang sama oleh ibunya.
"Saya melihat bahwa agama Hindu berdasarkan atas takhayul dan hal-hal yang tidak nyata, hanya berdasarkan pada tradisi semata, yang menindas kaum perempuan. Sesuatu yang menurut saya tidak benar," kata Noor.
Selanjutnya, ketika tinggal di Inggris untuk kuliah, Noor berpikir bahwa Inggris setidaknya negara yang menghormati persamaan hak antara lelaki dan perempuan, tidak menindas kaum perempuan dan perempuan di Inggris bebas melakukan apa saja yang diinginkannya.
"Saya berpikir begitu setelah saya mulai bertemu dengan banyak orang, dengan teman-teman, belajar dari masyarakat yang baru ini dan mengunjungi banyak tempat yang oleh teman-teman menjadi tempat 'bersosialisasi' seperti bar, tempat-tempat dansa, dan sejenisnya. Sampai saya menyadari, pada prakteknya 'persamaan hak' cuma teori saja," tukas Noor.

Tentu saja, di masyarakat Barat, perempuan diberi hak dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya. Tapi kenyataannya, kaum perempuan masih mengalami penindasan dalam bentuk yang berbeda, dan dengan cara yang lebih halus.

"Ketika saya pergi bersama teman-teman ke tempat-tempat bersosialisasi itu, saya merasa orang-orang senang ngobrol dengan saya, dan saya pikir itu hal yang normal. Tapi kemudian, saya sadar betapa naifnya saya, dan saya bisa melihat apa sebenarnya yang mereka cari."

"Saya pun mulai merasa tak nyaman. Saya merasa bukan diri saya sendiri. Saya harus berbusana dengan cara tertentu agar orang menyukai saya. Saya harus bicara dengan cara tertentu untuk membuat mereka senang. Saya merasa makin tak nyaman. Saya makin kehilangan jati diri, tapi saya tidak bisa keluar dari situasi itu. Kalau orang lain bilang melakukan itu semua untuk menyenangkan diri mereka sendiri, saya tidak menganggapnya seperti itu," papar Noor.

Menurutnya, perempuan dengan cara hidup seperti itu adalah perempuan yang tertindas. Mereka memilih busana dan cara berbicara agar disukai dan menarik perhatian kaum lelaki. Noor lalu merasa bahwa ia harus mulai melakukan sesuatu, untuk menemukan sesuatu yang membuatnya aman, nyaman, bahagia tapi tetap dihormati. Sesuatu itu, pikir Noor, adalah sebuah keyakinan yang benar, karena seseorang hidup berdasarkan keyakinannya itu.

Apa yang terlintas di benak Noor itu terbukti ketika ia masuk Islam. "Agama yang saya yakini ini sangat lengkap dan jelas mengatur semua aspek kehidupan. Saya menemukan rasa aman dengan memeluk agama Islam," ujar Noor.
"Selama ini, banyak orang yang salah menafsirkan Islam. Islam mereka anggap sebagai agama yang menindas perempuan, karena mewajibkan seorang perempuan menutup tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak memberikan kebebasan dan tidak menghargai hak perempuan. Padahal, Islam memberikan banyak hak pada kaum perempuan, bahkan sejak 1.400 tahun yang lalu jika dibandingkan dengan isu hak perempuan non-Muslim di Barat yang relatif masih baru. Sampai sekarang, masih banyak kaum perempuan yang tertindas dalam masyarakatnya, contohnya dalam masyarakat Hindu yang saya ceriakan tadi," sambung Noor.

Kaum perempuan dalam masyarakat Islam, ungkap Noor, berhak atas harta warisan, boleh mengelola bisnis dan usaha mereka sendiri, berhak atas pendidikan bahkan berhak menolak lamaran seorang lelaki sepanjang alasannya kuat dan bisa dibenarkan. "Banyak ayat dalam Al-Quran yang menegaskan tentang hak-hak perempuan itu dan perintah agar para suami memperlakukan isterinya dengan baik. Islam adalah agama yang sempurna," tukas Noor.

"Pada akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa saya menerima Islam tidak dengan cara yang buta atau atas paksaan. Al-Quran sendiri mengatakan, tidak ada paksaan masuk Islam. Saya masuk Islam atas dasar sebuah keyakinan. Saya sudah menyaksikan dan mengalami sendiri kehidupan dua masyarakat, masyarakat Hindu dan masyarakat Barat, dan saya tahu apa yang saya lakukan adalah hal yang benar. Islam tidak menindas perempuan, bahkan membebaskannya dari penindasan, memberikan penghormatan dan kemuliaan bagi perempuan," tandas Noor.

Setahun lebih setelah memeluk Islam, kehidupan Noor banyak berubah. Apalagi setelah ia mengenakan jilbab. Noor mengaku merasakan sensasi yang membuatnya puas dan bahagia karena ia sudah mematahi salah satu perintah Allah Swt. "Saya merasa aman dan terlindungi. Orang-orang jadi lebih menghormati saya. Saya benar-benar bisa melihat perbedaan sikap mereka terhadap saya, setelah saya mengenakan jilbab," pungkas Noor. (ln/SP)

www.eramuslim.com
READ MORE - Dari Hindu Menuju Cahaya Islam: "Saya Merasa Aman dan Terlindungi"

Aldo Baretto dan Syamsul Haeruddin Melamar ke PSM


aldo.jpg
Aldo Baretto

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - PSM kebanjiran lamaran dari sejumlah mantan pemain yang kini masih membela sejumlah klub di pentas Liga Super Indonesia (LSI). Setelah Aldo Baretto yang saat ini masih memperkuat Persiba Balikpapan, kini giliran striker Persib Bandung, Cristian Gonsales.
  
Menyusul nama gelandang Persija Syamsul Haeruddin, bek Bontang FC Iqbal Samad, dan striker Arema Indonesia Ahmad Amiruddin menyatakan minatnya kembali ke tim yang pernah membesarkan namanya ini.
  
Para pemain ini, menyatakan siap berbaju PSM pada putaran kedua bulan Juni mendatang jika manajemen membuka pintu buat mereka.
  
"Pemain-pemain ini menghubungi saya. Rata-rata mereka sekadar menanyakan kabar PSM. Namun saya tahu mereka punya niat kembali," kata salah seorang mantan ofisial PSM yang minta namanya dirahasiakan, Selasa (29/3).
  
Ada juga dari pemain-pemain ini yang menghubungi langsung wartawan di Makassar untuk mengungkapkan minatnya ini. Namun, mereka meminta namanya tidak ditulis dulu.
  
Beberapa waktu lalu, Rahmat Latif yang dua pekan lalu telah mengundurkan diri dari klubnya Sriwijaya FC, melalui ayahnya Latif Yunus, juga mengungkapkan keinginannya berbaju PSM pada putaran kedua nanti.
  
Rahmat yang saat ini sudah di Makassar untuk beristirahat siap menolak tawaran klub mana pun jika PSM ingin merekrutnya di putaran kedua nanti.
  
Pemain-pemain ini mulai bergerilya mencari klub baru di LPI, karena memperkirakan nasib Liga Super Indonesia (LSI) akan semakin tidak jelas setelah Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng membekukan kepengurusan PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes.
  
Dikonfirmasi mengenai tawaran dari sejumlah pemain ini, Managing Director PSM, Husain Abdullah tak mau menanggapinya. "Saya tidak mau bicara soal perekrutan. Yang akan kami lakukan saat ini adalah fokus menangani tim dan melakukan perbaikan-perbaikan," ujarnya.
  
Ia menambahkan, kompetisi masih berlangsung dan transfer window putaran kedua masih lama. Sehingga, bicara soal pemain yang mau melamar itu sangat tabu. "Berita semacam itu hanya akan mengganggu konsentrasi dan semangat pemain," ujarnya.(*)
READ MORE - Aldo Baretto dan Syamsul Haeruddin Melamar ke PSM

Rabu, 30 Maret 2011

Orang Jenius Indonesia Yang "Terbuang" dari Negaranya

1.March Boedihardjo



March Boedihardjo ==> HONG KONG – Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mcatatkan diri sbg mahasiswa tmuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akn memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Krn keistimewaannya itu, perguruan tinggi tsebut menyusun kurikulum khusus utknya dgn jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ktk ditanya ttg cara beradaptasi ddn lingkungan dan orang2 baru, March mengaku tdk pernah cemas berhadapan dgn teman sekelas yg lebih tua darinya. ”Ketika sy di Oxford, semua rekan sekelas sy berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March mmg menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dlm sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.


2. Prof Nelson Tansu



Prof Nelson Tansu, PhD- Pakar Teknologi Nano ==> Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adlh seorang jenius. Ia adlh pakar teknologi nano. Fokusnya adlh bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano. Teknologi nano adlh kunci bg perkembangan sains & rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yg mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak2 muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. “Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?” “Tidak. Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia,” katanya kpd Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia utk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia msh memiliki ambisi utk balik ke Indonesia & menjadikan universitas di Indonesia sbg universitas papan atas di Asia.


3.Muhammad Arief Budiman


Muhammad Arief Budiman : MERAH-PUTIH DI SAINT LOUIS ==> Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah 1 perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri itu, seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu”—sebab senyum tak pernah lepas dari bibirnya—kerap terlihat sedang salat. anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutu*an pangan dunia. Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa “membeli” kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia.


4.Prof Dr. Khoirul Anwar



Prof Dr. Khoirul Anwar : TERINSPIRASI KISAH FIRAUN ==> Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ktk pd paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler. Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007. Pd paten kedua, lagi2 Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu. Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras.


5. Dr Warsito P. Taruno


Dr Warsito P. Taruno : AKU PULANG, AKU BERJUANG, AKU MENANG ==> Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology. Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air. Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito. ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya).
READ MORE - Orang Jenius Indonesia Yang "Terbuang" dari Negaranya

Habibie : Bapak Demokrasi Indonesia

Ketika mendapat amanah menjadi Presiden RI ke-3, kondisi ekonomi, sosial, stabilitas politik, keamanan di Indonesia berada di ujung tanduk “revolusi”. Dengan mengambil kebijakan yang salah serta pengelolaan ekonomi yang tidak tepat, maka Indonesia 1998 berpotensi masuk dalam era “chaos” ataupun revolusi berdarah. (catatan : perlu diingat bahwa reformasi 1998 menelan ratusan bahkan ribuan korban pembunuhan dan  pemerkosaan serta serangkaian  kerusuhan, penjarahan, pembakaran, yang terutama ditujukan  pada etnis Tionghoa). Untungnya di tahun 1998, Indonesia tidak masuk dalam era revolusi jilid-2 namun hanya masuk dalam era reformasi.
Belajar dari kesalahan presiden pendahulunya, Jenderal Soeharto, Presiden Habibie memimpin Indonesia dengan cermat, cepat, telaten, rasional dan reformis. Habibie menunjukkan perhatiannya terhadap keinginan bangsa untuk lebih mengerti dan menerapkan prinsip umum demokrasi. Perhatiannya didasarkan pada pengamatan Habibie pada pemerintahan Orde Lama dan sebagai pejabat pada masa Orde Baru, dimana telah mengarahkan beliau untuk mempelajari situasi yang ada. Melalui proses yang sistematik, menyeluruh, dan menyatu, Habibie mengembangkan sebuah konsep yang lebih jelas, sebuah pengejewantahan dari proaktif dan prediksi preventive atas interpretasi dari demokrasi sebagai sebuah mesin politik. Konsep ini kemudian diimplementasikan dalam berbagai agenda politik, ekonomi, hukum dan keamanan seperti:
  • Kebebasan multi partai dalam pemilu (UU 2 tahun 1999)
  • Undang Undang anti monopoli (UU 5 tahun 1999)
  • Kebijakan Independensi BI agar bebas dari pengaruh Presiden (UU 23 tahun 1999)
  • Kebebasan berkumpul dan berbicara, (selanjutnya masyarakat lebih mengenal istilah demonstrasi)
  • Pengakuan Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999)
  • Kebebasan pers dan media,
  • Usaha usaha menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme atau dengan kata lain adalah pemerintahan yang baik dan bersih. (Membuat UU Pemberantasan Tindak Korupsi pada tahun 1999)
  • Penghormatan terhadap badan badan hukum dan berbagai institusi lainnya yang dibentuk atas prinsip demokrasi;
  • Pembebasan tahanan-tahanan politik tanpa syarat, (eg. Sri Bintang Pamungkas dan Muktar Pakpahan)
  • Pemisahan Kesatuan Polisi dari Angkatan Bersenjata.
Dalam waktu yang relatif singkat sebagai Presiden RI, Habibie telah memelihara pandangan modern beliau dalam demokrasi dan mengimplementasikannya dalam setiap proses pembuatan keputusan. Peran penting Habibie dalam percepatan proses demokrasi di Indonesia dikenal baik oleh masyarakat nasional ataupun internasional sehingga beliau dianggap sebagai “Bapak Demokrasi“. Komitmen beliau terhadap demokrasi adalah nyata. Ketika MPR, institusi tertinggi di Indonesia yang memiliki wewenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, menolak pidato pertanggung-jawaban Habibie (masalah referendum Timor-Timur), Habibie secara berani mengundurkan diri dari pemilihan Presiden yang baru pada tahun 1999. Beliau melakukan ini, selain penolakan MPR atas pidatonya tidak mengekang beliau untuk terus ikut serta dalam pemilihan, dan keyakinan dari pendukung beliau bahwa beliau akan tetap bisa unggul dari kandidat Presiden lainnya, karena yakin bahwa sekali pidatonya ditolak oleh MPR akan menjadi tidak etis baginya untuk terus ikut dalam pemilihan. Keputusan ini juga dimaksudkan sebagai pendidikan politik dari arti sebuah demokrasi.
Karena “demokratis”-nya Habibie, maka iapun memberikan opsi referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menentukan sikap masa depannya. Namun, perlu dicatat bahwa Habibie bukanlah orang yang bodoh dengan mudah memberikan opsi referendum tanpa alasan yang jelas dan tepat. Habibie sebagai Presiden RI memberikan opsi referendum kepada rakyat Timor-Timur mengingat bahwa Timor-Timur tidak masuk dalam peta wilayah Indonesia sejak deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara yuridis, wilayah kesatuan negara Indonesai sejak 17 Agustus 1945 adalah wilayah bekas kekuasaan kolonialisme Belanda yakni dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Irian Jaya/ Papua). Ketika Indonesia merdeka, Timor-Timur merupakan wilayah jajahan Portugis, dan bergabung bersama Indonesia dengan dukungan kontak senjata.
Bagi sebagian orang menganggap bahwa masuknya militer Indonesia di Timor-Timur merupakan bentuk neo-kolonialisme baru (penjajahan modern) dari Indonesia pada tahun 1975. Seharusnya Indonesia tidak ikut campur pada proses kemerdekaan Timor-Timur dari penjajahan Portugis. Jadi, kita dapat memahami dibalik landasan Habibie dimana provinsi Timor-Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perlu dicatat bahwa  kasus Aceh dan Papua berbeda dengan Timor-Timur.

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/02/biografi-bj-habibie-bapak-teknologi-dan-demokrasi-indonesia/2/
READ MORE - Habibie : Bapak Demokrasi Indonesia

Minggu, 27 Maret 2011

Yahya Schroder: Rela Meninggalkan Kenikmatan Hidup, Demi Masuk Islam


Yahya Schroder



Bulan November tahun 2006, menjadi bulan bersejarah bagi remaja Jerman itu. Karena pada saat itu ia yang masih berusia 17 tahun mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang Muslim. Ia memilih Yahya, sebagi nama Islamnya dan sejak itu remaja Jerman yang kini tinggal di Postdam, dikenal dengan nama Yahya Schroder.

Yahya hidup berkecukupan dengan ibu dan ayah tirinya di sebuah desa kecil di Jerman. Ia tinggal di rumah yang besar lengkap dengan kolam renang yang luas. Di kamarnya ada tv dan play station dan Yahya tidak pernah kesulitan dalam masalah uang. Seperti remaja lainnya, Yahya sering pergi bergerombol bersama teman-temannya, minum alkohol atau melakukan hal-hal yang konyol.

Tapi semua kenikmatan dunia itu harus ia tinggalkan ketika ia memutuskan masuk Islam. Setelah menjadi seorang mualaf, Yahya memilih tinggal dekat ayahnya yang sudah lebih dulu masuk Islam, di Postdam dekat kota Berlin. Yahya mengaku tidak merasa bahagia meski saat masih ikut ibu dan ayah tirinya yang kaya, hidupnya serba enak. "Saya mencari sesuatu yang lain," ujarnya.

Yahya mengenal komunitas Muslim di Postdam ketika ia berusia 16 tahun, lewat ayah kandungnya yang lebih dulu masuk Islam pada tahun 2001. Ketika itu, ia biasa mengunjungi ayah kandungnya sebulan sekali dan sering ikut sang ayah menghadiri pertemuan-pertemuan dengan komunitas Muslim yang diselenggarakan setiap hari Minggu.

Yahya merasa tertarik dengan Islam dan ayahnya memperhatikan hal itu. Hingga suatu hari sang ayah mengatakan tidak mau membahas soal Islam ketika mereka sedang berdua saja. Ayah Yahya menginginkan puteranya itu belajar dari orang-orang yang ilmunya tentang Islam lebih tinggi agar jika Yahya masuk Islam tidak dipandang cuma ikut-ikutan apa yang telah dilakukan ayahnya.

"Saya setuju dengan ayah dan saya mulai menghadiri pertemuan-pertemuan itu sendiri, setiap bulan. Tapi saat itu terjadi sesuatu hal yang mengubah cara berpikir saya," ujar Yahya.

Yahya bercerita, ia mengalami kecelakaan saat pergi berenang bersama komunitas Muslim. Ketika ia melompat ke kolam renang dari ketinggian, kepalanya membentur dasar kolam renang dan tulang punggungnya patah. Ayahnya membawa Yahya ke rumah sakit dan dokter di rumah sakit itu mengatakan hal yang membuat gentar hatinya.

"Punggungmu mengalami patah tulang yang parah, satu satu saja gerakan yang salah, bisa membuatmu lumpuh," kata dokter.

Yahya harus menjalani operasi. Beberapa saat sebelum masuk ruang operasi, teman Yahya di komunitas Muslim bernama Ahmir memberinya semangat, "Yahya, sekarang engkau berada di tangan Allah. Ini seperti naik rollercoaster. Sekarang engkau sedang berada dalam puncak kenikmatan naik sebuah rollercoaster dan percayalah pada Allah."

Operasi berlangsung selama lima jam dan Yahya baru siuman tiga hari kemudian. "Saya tidak bisa menggerakan tangan kanan saya, tapi saya merasa sangat bahagia. Saya bilang ke dokter bahwa saya tidak peduli dengan tangan kanan saya. Saya sudah sangat bahagia Allah telah membiarkan saya tetap hidup," tutur Yahya. Dokter mengatakan Yahya harus dirawat di rumah sakit dalam beberapa bulan. Tapi Yahya cuma dua minggu di rumah sakit, karena ia berlatih dengan keras. Yahya bahkan sudah bisa naik turun tangga dua hari sebelum seorang dokter datang dan mengatakan bahwa hari itu ia akan berlatih naik tangga.

"Alhamdulillah saya cuma dua minggu di rumah sakit. Sekarang saya sudah bisa menggerakan tangan kanan saya. Kecelakaan itu telah banyak mengubah kepribadian saya," aku Yahya.

"Saya merasakan, ketika Allah menginginkan sesuatu terjadi, hidup seseorang berubah total dalam hitungan detik. Oleh sebab itu, saya lebih menghargai kehidupan dan mulai berpikir tentang kehidupan saya dan Islam, tapi saat itu saya masih tinggal di sebuah desa kecil," kisah Yahya.

Keinginan Yahya untuk menjadi seorang Muslim makin kuat, sehingga ia berani memutuskan untuk meninggalkan keluarganya di desa itu. Yahya menuturkan, "Saya meninggalkan ibu dan ayah tiri saya, meninggalkan gaya hidup saya yang mewah dan pergi ke Postdam, tinggal di apartemen kecil ayah kandung saya. Saya tak keberatan harus menempati sebuah dapur kecil, karena saya cuma membawa sedikit pakaian, buku-buku sekolah dan beberapa CD."

"Kedengarannya saya kehilangan segalanya, tapi saya merasa bahagia, sebahagia ketika saya siuman di rumah sakit setelah kecelakaan buruk itu," ujar Yahya.

Diejek Teman Sekolah

Sehari setelah hari pertamanya masuk sekolah di Postdam, Yahya mengucapkan dua kalimat syahadat. Yahya pun menjalani kehidupan barunya sebagai seorang Muslim, meski di sekolah banyak yang mengejeknyakarena menjadi seorang Muslim. Beberapa orang menganggapnya "gila" bahkan tidak percaya kalau dirinya orang Jerman asli.

"Saya melihatnya sebagai hal yang biasa karena informasi yang mereka baca di media tentang Islam dan Muslim. Media massa menulis tentang Islam yang disebut teroris, Usamah bin ladin, Muslim yang jahat, dan sebagainya," tukas Yahya.

Sepuluh bulan berlalu dan situasi mulai berubah. Yahya aktif berdakwah pada teman-teman sekelasnya dan ia mendapatkan sebuah ruangan untuk salat, padahal cuma dia satu-satunya siswa Muslim di sekolahnya.

"Teman-teman sekelas berubah, yang dulunya menggoda saya karena masuk Islam, sekarang banyak bertanya tentang Islam dan mereka mengakui Islam tidak sama dengan agama-agama lainnya. Menurut mereka, Islam itu keren!" kata Yahya menirukan pendapat teman-temannya.

Yahya mengungkapkan, teman-teman sekolahnya menilai Muslim memiliki adab yang baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia, bebas dari tekanan teman sekelompok seperti yang terjadi di sekolah mereka. Saat itu siswa-siswi di sekolah Yahya cenderung berkelompok atau membentuk genk, mulai dari genk hip hop, punk sampai kelompok genk siswa yang hobinya berpesta. Setiap siswa berusaha keras untuk diterima menjadi anggota genk itu.

Tapi Yahya, ia bisa berteman dengan siapa saja. "Saya tidak perlu mengenakan pakaian khusus agar terlihat keren. Yang terjadi malah, genk-genk itu sering mengundang saya dan teman-teman Muslim saya ke pesta-pesat barbeque mereka," tandasnya.

"Yang istimewa dari semua ini adalah, mereka menghormati saya sebagai seorang Muslim. Mereka membelikan makanan halal buat saya dan mereka menggelar dua pesta barbeque, satu untuk mereka dan satu untuk kami yang Muslim. Masyarakat disini sudah mulai terbuka dengan Islam," sambung Yahya mengenang masa-masa sekolahnya.

Yahya menambahkan, ia merasa lebih mudah menjadi seorang mualaf daripada menjadi seorang yang memang sudah Muslim sejak lahir. Ia banyak melihat banyak anak-anak muda Muslim yang ingin menjadi orang Jerman dan melihat Islam hanya sebagai tradisi. Anak-anak muda itu, kata Yahya, bersedia melepas 'tradisi' keislamannya supaya bisa diterima di tengah masyarakat Jerman.

"Meskipun faktanya, orang-orang Jerman tetap tidak mau menerima mereka meski mereka melepas agama Islamnya," ujar Yahya.

Ia mengakui, kehidupan seorang Muslim di Jerman tidak mudah karena mayoritas masyarakat Jerman buta tentang Islam. "Kalau mereka ditanya tentang Islam, mereka akan mengatakan sesuatu tentang Arab. Buat mereka, pertanyaan itu seperti soal matematika, Islam=Arab". Padahal negara ini memiliki bangsa yang besar," tukas Yahya.
__________________
READ MORE - Yahya Schroder: Rela Meninggalkan Kenikmatan Hidup, Demi Masuk Islam

PBNU Kutuk Serangan AS dan Sekutu ke Libya



VIVAnews - Langkah pasukan Amerika Serikat dan negara sekutunya di Libya dinilai oleh Nahdlatul Ulama sudah kebablasan.
Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengutuk serangan Amerika dan Sekutunya terhadap pos pertahanan udara Libya yang menelan korban.
"Kita mengutuk serangan sekutu terhadap Libya. Itu adalah cara-cara biadab," kata Said di sela-sela Rapat Pleno Muktamar NU di Pondok Pesantren Al-Munawir, Krapyak, Yogyakarta, Minggu, 27 Maret 2011.
Ia mengatakan, Amerika dan sekutunya tidak konsisten dengan apa yang selama ini mereka gembar-gemborkan. "Mereka menganjurkan kita demokrasi, menghargai kedaulatan Negara. Mereka ke Libya dengan alasan kedaulatan, tapi kenapa Amerika dan sekutu justru mengganggu kedaulatan Libya," ungkapnya.
Selanjutnya, Said mengatakan, seranganAmerika dan sekutu hanya karena isi perut bumi Libya menyimpan minyak yang berlimpah. "Di Yaman, kenapa mereka tidak ikut campur? Karena tidak ada minyaknya," kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga merasa resolusi PBB telah 'dipelintir' oleh kepentingan negara sekutu.
Seperti halnya Said, anggota Dewan Syuro PKS Hidayat Nurwahid juga curiga, langkah pasukan sekutu di Libya semata-mata hanya untuk menguasai ladang minyak Libya, yang merupakan ladang terbaik di dunia.
Jika pemerintah Indonesia tidak segera mengambil sikap, Kata Hidayat, motif pasukan koalisi akan berubah dari hanya menerapkan zona larangan terbang menjadi invasi yang akhirnya pendudukan Libya.
Lebih jauh, Said mengatakan, sebaiknya Indonesia proaktif menjadi penengah dalam konflik Libya itu. Sebab, Libya, lebih percaya terhadap Indonesia ketimbang negara-negara Arab.
"Bahwa kita sebaiknya menjadi penengah. Tapi kita tidak perlu ikut campur," kata dia. Apalagi, kata Said, Indonesia punya peran yang besar sebagai negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan negara Non-blok. (SJ)
Laporan Erick Tandjung | Yogyakarta
READ MORE - PBNU Kutuk Serangan AS dan Sekutu ke Libya

Ruang Kerja Rp 800 Juta, Anggota DPR Tak Punya Hati Nurani

Moksa Hutasoit - detikNews
Ruang Kerja Rp 800 Juta, Anggota DPR Tak Punya Hati Nurani

Jakarta - Kritikan serta cibiran terus mengalir deras seiring rencana pembangunan ruang kerja per anggota DPR dengan anggarannya yang nyaris Rp 800 juta, belum termasuk mebel dan laptop. Anggota DPR itu dinilai sudah tidak lagi memiliki hati nurani.

"Mereka (Anggota DPR) memang benar-benar sudah tidak punya hati nurani lagi, hati nurani mereka sudah mati," ujar pengamat politik asal UI, Prof Iberamsjah kepada detikcom, Senin (27/3/2011).

Iberamsjah meminta anggota DPR itu seharusnya melihat secara nyata kondisi rakyat Indonesia. Masih banyak warga yang kesulitan secara ekonomi, bahkan untuk sekedar makan nasi.

"Apa mereka tahu banyak yang susah sekolah, susah makan, masih banyak yang miskin, apa mereka tidak tahu? Sudah buta apa semuanya," cibir guru besar ilmu politik ini.

Sudah seharusnya, tanpa diminta pun, anggota DPR menolak rencana tersebut. Jangan sampai, lanjut Iberamsjah, warga harus murka dulu baru rencana itu dibatalkan.

Pada Juni mendatang, pembangunan gedung baru DPR akan mulai dilakukan. Setiap anggota DPR nantinya akan menempati ruang kerja yang nilainya nyaris Rp 800 juta, yakni sekitar Rp 799.920.000. Luas ruang kerja untuk setiap anggota DPR adalah 111,1 meter persegi. Luas gedung baru DPR ini secara keseluruhan adalah 157.000 meter persegi. Dana yang diperlukan untuk membangun gedung ini setidaknya memakan tak kurang dari Rp 1 triliun.

(mok/asp)
READ MORE - Ruang Kerja Rp 800 Juta, Anggota DPR Tak Punya Hati Nurani

Jumat, 04 Maret 2011

Pemuda Bone Barat: Jangan Sejajarkan NH dengan JK

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pernyataan A Hidayat,  koordinator LSM Lira, yang mensejajarkan Nurdin Halid dengan mantan Wapres Jusuf Kalla menuai kecaman dari Komunitas Pemuda Bone Barat.

Zakir Shabara, dari Komunitas Pemuda Bone Barat, meminta kepada koordinator pendemo tersebut  agar tidak merendahkan martabat orang Bone dan tokoh Jusuf Kalla. "Ini memalukan, orang yang dinista di seluruh pelosok negeri kok mau dibela mengatasnamakan masyarakat Bone dan mensejejarkan dengan beberapa tokoh yang lahir di Bone," kata Zakir kepada tribun-timur.com, Sabtu (26/2/2011).

Karena itu, menurut Zakir, Komunitas Pemuda Bone Barat mengutuk pernyataan tersebut. Ia mempersilakan membela, tapi tidak mengatasmakan masyarakat Bone. Karena masyarakat Bone memegang teguh perinsip getteng (teguh), lempu (jujur), dan ada tongeng (berkata benar).

Sebelum menggelar aksi unjuk rasa di Bone kemarin, Hidayat mengatakan kepada wartawan bahwa sosok Nurdin Halid memiliki banyak  jasa terhadap bangsa Indonesia, sehingga layak disejajarkan dengan Jusuf Kalla. (*)
READ MORE - Pemuda Bone Barat: Jangan Sejajarkan NH dengan JK

Wah, Masalah Global TV dengan Ahmad Dhani Makin Ribet Saja

Wah, Masalah Global TV dengan Ahmad Dhani Makin Ribet Saja

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Upaya menempuh jalur mediasi yang difasilitasi Dewan Pers, terkait kekerasan dan intimidasi yang dilakukan Ahmad Dhani terhadap reporter dan kameramen Global TV, belum menemui titik terang.

Namun, musisi berkepala plontos itu malah melebarkan persoalan tersebut ke arah lain. Ia menilai pemberitaan Global TV terhadap dirinya tidak berimbang. Mengabaikan peliputan dari dua sisi. Tak pelak, sikap tersebut memperumit proses mediasi.

Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Kode Etik Agus Sudibyo dari Dewan Pers punya pendapat yang sama dengan Ahmad Dhani.

"Itu menjadi hal yang sama, karena setelah Global mengadu, Dhani juga mengadu. Jadi, itu hal yang berkaitan. Toh, kalau misalnya akhirnya dipisahkan, ya nantinya akan saling berkaitan," ujar Agus, Jumat, (04/03/2011), di kantornya, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Dewan Pers, lanjutnya, memediasikan kedua belah pihak berdasarkan kode etik. Jika media melakukan pelanggaran serius, maka media itu wajib meminta maaf.

"Kalau ada yang serius maka media wajib meminta maaf, seperti tidak cover both sides atau mencampurkan fakta dan opini," ujarnya. Begitu pula sebaliknya, jika Dewan Pers memutuskan, misalnya Dhani yang bersalah, pasti ada konsekuensi yang harus ditanggungnya.

Dewan Pers menilai bahwa yang dilakukan Dhani berlebihan. Dan, Dhani bisa menerima itu. Lagipula, mediasinya belum selesai sehingga tidak relevan kalau minta maaf.

"Permintaan maaf dan hak jawab itu kan hanya include dari penyelesaiannya nanti," ucapnya.
READ MORE - Wah, Masalah Global TV dengan Ahmad Dhani Makin Ribet Saja

Sejumlah Fakta Terusirnya Nurdin Halid Cs dari PSSI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski masih menyandang status Ketua Umum PSSI dan masih diakui FIFA sebagai orang nomor satu di otorita sepakbola Indonesia, namun mantan terpidana kasus korupsi, Nurdin Halid faktanya telah terusir dari PSSI.

Setelah 83 pemilik suara, dari total keseluruhan 100 pemilik suara resmi PSSI mencabut kembali mandat mereka dari Nurdin Halid, praktis, secara de facto nama Nurdin sebagai Ketua Umum PSSI tidak diakui oleh 'rakyatnya' sendiri.

Tak hanya itu, Nurdin pun harus rela meninggalkan kantor PSSI yang kini rutin disambangi dan diduduki ribuan suporter. Para pengurus PSSI nampaknya sudah tidak punya nyali mendatangi Senayan, tempat dimana seluruh aktifitas keorganisasian berada di sana.

Bahkan, Nurdin Halid harus mengungsi ke kantor Badan Liga Indonesia (BLI) di Kuningan untuk menyatakan sikap resminya pada media. Sebelumnya, mereka juga memboyong lokasi pengumuman hasil tim Komite Banding ke luar kantor PSSI dengan alasan keamanan.

Terusirnya Nurdin Halid cs dari komunitas PSSI dan kantor mereka sendiri, menurut Wakil Ketua Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia, Syahrial Damopolii, segala aktifitas kelembagaan PSSI saat ini telah mulai diambil alih oleh para pemilik suara PSSI.

Syahrial mengatakan, meskipun nantinya Nurdin Halid diturunkan paksa, namun itu tidak akan berpengaruh terhadap kinerja lembaga, termasuk jalannya ISL, dan kepengurusan keorganisasian lainnya.

"Secara lembaga, PSSI tetap berjalan normal. Tidak ada yang berubah. Seluruh tanggungjawab lembaga tetap berjalan. Seluruh fungsi dan kewenangan mereka tidak hilang. Hanya diambil alih. Yang berdaulat di sini adalah para pemilik suara," ujar Syahrial.
READ MORE - Sejumlah Fakta Terusirnya Nurdin Halid Cs dari PSSI

FIFA Sudah Minta Nurdin Mundur Sejak 2007 Silam

FIFA Sudah Minta Nurdin Mundur Sejak 2007 Silam
TRIBUNNEWS.COM/ISMANTO/REPRO
Nurdin Halid bermain bola


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan yang ditunjuk pemerintah Indonesia ke FIFA, Joko Santoso, mengungkapkan fakta mencengangkan soal kepengurusan PSSI yang terjadi selama ini. Dubes Indonesia untuk Swiss ini, dari hasil komunikasi langsung dengan FIFA, menyebut sejatinya lembaga otorita sepakbola dunia itu sudah meminta Nurdin Halid untuk mundur sejak terseret kasus pidana korupsi pada 2007 silam.

"Saya tak akan memberikan statement ini kecuali memiliki sumber yang pasti. Saya mendapat kabar ini dari sumber FIFA langsung," ujar Joko saat diwawancara sebuah stasiun televisi swasta, Jumat (4/3/2011).

Joko juga menyebut, selama ini FIFA hanya menerima informasi satu arah terkait kondisi pesepakbolaan Indonesia. Informasi itu datang ke FIFA, lanjut Joko, dari sejumlah pihak di PSSI.

"Sehingga cenderung ada informasi yang salah terkait sepakbola di Indonesia. Kabar yang datang dari FIFA, bahkan yang sejatinya baik untuk kondisi pesepakbolaan di Indonesia, tak sampai dengan baik," papar Joko.

Adapun Nurdin Halid membantah pihaknya menyembunyikan adanya surat FIFA yang meminta dirinya untuk turun pada 2007 silam saat dirinya terseret kasus korupsi. Saat menyambangi KONI, Nurdin juga mengatakan tak ada satupun anggota PSSI yang melakukan penipuan terkait perintah FIFA tersebut.
READ MORE - FIFA Sudah Minta Nurdin Mundur Sejak 2007 Silam
Template by : kendhin x-template.blogspot.com